Follow us: Subscribe via RSS Feed Connect on YouTube Connect on YouTube

Bagaimana Perumusan rencana perawatan keluarga?

0 comments
Perumusan rencana perawatan keluarga
Perumusan rencana perawatan keluarga adalah tahap yang berikutnya dalam proses keperawatan keluarga sesudah pengkajian dikerjakan dan masalah kesehatan/keperawatan keluarga telah diidentifikasi dan disusun menurut prioritasnya.


Definisi rencana perawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan guna memecahkan masalah kesehatan dan masalah perawatan yang telah diidentifikasi.


Ciri Ciri Rencana Perawatan keluarga
Ciri-ciri rencana perawatan keluarga berasal dari dan berhubungan dengan konsep perencanaan sebagai suatu proses :
1. Rencana perawatan berpusat pada tindakan-tindakan yang dapat memecahkan atau meringankan masalah yang sedang dihadapi. Rencana itu sendiri adalah pedoman untuk melakukan tindakan (keperawatan dan kolaboratif) yang intinya adalah pendekatan-pendekatan, strategi, kegiatan-kegiatan, cara-cara, bahan-bahan, dimana perawat bersama dengan keluarga asuhan mengharapkan dapat merubah masalah atau situasi.
2. Rencana perawatan adalah hasil dari suatu proses yang sistematis dan telah dipelajari, tidak hanya didasarkan oleh dorongan hati tanpa proses pemikiran. Proses perencanaan mempunyai sifat logis, dimana data-data yang berkaitan dikumpulkan guna memperoleh keputusan yang masuk akal.
3. Rencana perawatan menggunakan kejadian-kejadian masa lampau maupun yang sekarang untuk menentukan arah asuhan keperawatan, karena rencana perawatan berhubungan dengan masa yang akan datang.
4. Rencana perawatan berputar pada masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi, karena masalah-masalah tersebut merupakan titik pangkal untuk rencana dan dasar perumusan tujuan perawatan dan tindakan-tindakan keperawatan.
5. Rencana perawatan merupakan jalan untuk mencapai tujuan (memberikan perawatan yang tepat.
6. Rencana perawatan adalah suatu proses yang berlangsung secara terus-menerus.

Kualitas Rencana Perawatan keluarga
Kualitas rencana perawatan keluarga sangat tergantung kepada :
1. Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas dan didasarkan kepada analisis yang menyeluruh tentang masalah situasi dalam keluarga
2. Rencana yang realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat menghasilkan apa yang diharapkan
3. Sesuai dengan tujuan dan falsafah keperawatan
4. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam :
- menentukan masalah dan kebutuhan perawatan keluarga
- menentukan prioritas masalah
- memilih tindakan yang tepat
- melaksanakan tindakan
- penilaian hasil tindakan
5. Dibuat secara tertulis.

Pentingnya Membuat Rencana Perawatan keluarga:
1. Memberikan perawatan yang khusus, karena dapat mempermudah penyampaian perawatan yang tepat dengan memperhatikan keunikan klien penerima askep
2. Membantu dalam menentukan prioritas dengan memberikan data-data tentang keadaan dan sifat masalah
3. Mengembangkan komunikasi yang sistematis antara tenaga kesehatan yang bersangkutan
4. Menjamin kesinambungan dari perawatan yang diberikan
5. Melancarkan koordinasi perawatan melalui pemberian informasi kepada tim kesehatan lainnya tentang tindakan yang dikerjakan oleh perawat.
Perumusan Tujuan
Tujuan merupakan pernyataan yang lebih terinci tentang hasil keperawatan. Tujuan keperawatan akan menentukan kriteria yang diapakai untuk menilai keberhasilan keperawatan.
Bila dilihat dari sudut perhatian, tujuan perawatan dibagi menjadi :
- yang berorientasi pada perawat, yaitu tujuan yang dinyatakan dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perawat.
- yang berorientasi pada pasien, yaitu tujuan dinyatakan dari pihak penerima pasien/keluarga, baik secara fisik, mental dan perilaku

Tahapan Tindakan Keperawatan Keluarga
Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal tersebut di bawah ini :
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan, dengan cara :
- memberikan informasi
- mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
- mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara :
- mengidentifikasi konsekuensi “tidak melakukan tindakan”
- mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki oleh keluarga
- mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dengan cara :
- mendemosntrasikan cara perawatan
- menggunakan alat dan fasilitas yang ada di dalam rumah
- mengawasi keluarga melakukan perawatan
4. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat, dengan cara :
- menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan oleh keluarga
- melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan cara :
- menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
- membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih tindakan keperawatan :
1. Merangsang keluarga mengenal dan menerima masalah dan kebutuhan kesehatan mereka, melalui :
- memperluas pengetahuan keluarga melalui penyuluhan kesehatan
- membantu keluarga melihat situasi dan akibat dari situasi tersebut
- mengkaitkan kebutuhan kesehatan dan sasaran keluarga
- mengembangkan sifat positif dalam keluarga
2. Menolong keluarga untuk menentukan tindakan keperawatan :
- merundingkan bersama keluarga mengenai akibat-akibat apabila mereka tidak mengambil tindakan
- mengenalkan kepada keluarga tentang alternatif yang dapat dipilih dan sumber-sumber yang perlukan        dalam melakukan tindakan keperawatan
- merundingkan bersama keluarga tentang akibat dari tindakan atau kemungkinan efek samping      yang  mungkin timbul.
3. Menumbuhkan kepercayaan keluarga terhadap perawat :
- memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit
- mencari cara untuk mengurangi ancaman kesehatan dan perkembangan kepribadian para anggota keluarga
- membantu memperbaiki fasilitas fisik rumah
- mengembangkan pola komunikasi dengan keluarga agar terjadi saling pengertian yang mendalam
- membantu keluarga mengembangkan kesanggupan mereka dalam memenuhi kebutuhan psikososial anggota keluarganya
- mencegah rintangan-rintangan dalam mengadakan rujukan
- perawat harus memperluas pengetahuannya tantang sumber-sumber daya yang ada di masyarakat dan bagaimana memanfaatkannya.
Tersedianya sumber-sumber juga mempengaruhi keputusan perawat dalam memilih tindakan keperawatan.

(baca juga tahap pelaksanaan keperawatan keluarga dan evaluasi keperawatan keluarga)

Terdapat 3 macam sumber yang dapat dipertimbangkan dalam perumusan rencana keperawatan keluarga:
1. Sumber-sumber yang terdapat dalam keluarga :
- kekuatan fisik dan psikososial dari tiap anggota keluarga
- kemampuan finansial
- fasilitas-fasilitas fisik
- adanya sokongan dari sanak saudara atau kelompok-kelompok yang lain
2. Sumber-sumber yang ada dalam perawat :
pengetahuan mengenai masalah-masalah kesehatan keluarga dan ketrampilannya dalam membantu  keluarga mengatasi masalah-masalah tersebut. Diperlukan pengetahuan yang luas mulai perawatan yang paling sederhana sampai ke tindakan-tindakan untuk mengatasi masalah-masalah yang rumit tentang perilaku yang tidak normal (misalnya ketidakcocokan hidup antar anggota keluarga yang tidak sehat).
tersedianya waktu dan dukungan
3. Sumber-sumber yang terdapat dalam masyarakat :
- instansi-instansi kesehatan
- adanya program atau kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kesehatan
- organisasi-organisasi kesehatan.
Pilihan tindakan keperawatan yang tepat serta cara kontak antar perawat-keluarga (kunjungan rumah, pertemuan di Puskesmas, pendekatan secara kelompok, dsb), banyak bergantung kepada sifat masalah keluarga dan sumber-sumber yang ada.

demikian Perumusan rencana perawatan keluarga dengan tahapan perencanaan keluarga, ciri ciri rencana keperawatan keluarga,kualitas rencana keperawatan keluarga beserta sumber sumber dalam rencana keperawatan keluarga
Continue reading >>

TAHAP PELAKSANAAN DAN EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA

0 comments
pelaksanaan keperawatan keluarga dan evaluasi keperawatan keluarga
Bahasan kali ini tentang tahap pelaksanaan keperawatan keluarga dan evaluasi keperawatan keluarga,Pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga didasarkan kepada rencana asuhan keperawatan yang telah disusun.

TAHAP PELAKSANAAN KEPERAWATAN KELUARGA

Kegagalan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan dan kesehatan dalam memecahkan masalah kesehatan keluarga disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah:
1. Kurangnya pengetahuan dalam bidang kesehatan
2. Informasi yang diperoleh keluarga tidak menyeluruh
3. Tidak mau menghadapi situasi
4. Mempertahankan suatu pola tingkah laku karena kebiasaan yang melekat
5. Adat istiadat yang berlaku
6. Kegagalan dalam mengkaitkan tindakan dengan sasaran
7. Kurang percaya terhadap tindakan yang diusulkan.

Faktor lain yang bersumber dari perawat adalah :
1. Menggunakan pola pendekatan yang tetap (kaku, kurang luwes)
2. Kurang memberikan penghargaan, perhatian terhadap faktor-faktor sosial budaya
3. Perawat kurang ahli dalam mengambil tindakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga :
1. Sumber daya keluarga (keuangan)
2. Tingkat pendidikan keluarga
3. Adat istiadat yang berlaku
4. Respon dan penerimaan keluarga
5. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.

TAHAP EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA

Sesuai dengan rencana tindakan keperawatan keluarga yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak atau belum berhasil, perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan keluarga mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.

Evaluasi keperawatan keluarga disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional. Tahapan evaluasi keperawatan keluarga dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan.

Apabila dalam penilaian ternyata tujuan tidak tercapai, maka perlu dicari penyebabnya. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor :
1. Tujuan tidak realistis
2. Tindakan keperawatan yang tidak tepat
3. Terdapat faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi.

Dimensi dalam penilaian :
1. Keberhasilan dari tindakan keperawatan keluarga yang diakitkan dengan pencapaian tujuan
2. Ketepatgunaan yang dikaitkan dengan biaya apakah dalam bentuk uang, waktu, tanaga dan bahan/peralatan yang diperlukan
3. Kecocokan, dikaitkan dengan kesanggupan tindakan yang dilakukan untuk memecahkan masalah dengan baik sesuai dengan pertimbangan profesional
4. Kecukupan, menyinggung kelengkapan dari tindakan apakah semua tindakan dilaksanakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Kriteria dan standar keperawatan keluarga

Kriteria adalah gambaran tentang faktor-faktor tidak tetap yang dapat memberi petunjuk bahwa tujuan telah tercapai.
Standar menunjukkan tingkat pelaksanaan yang diinginkan untuk membandingkan pelaksanaan yang sebenarnya. Standar akan memberitahukan apakah tingkat pelaksanaan atau keadaan menunjukkan keberhasilan atau tercapainya tujuan.

Pengukuran Hasil Penilaian
Hasil asuhan keperawatan keluarga dapat diukur dari 3 dimensi :
1. Keadaan fisik, misalnya peningkatan berat badan anak pada anak dengan BB BGM
2. Psikologis dan sikap, misalnya berkembangnya sikap positif keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit setelah sebelumnya sempat ditelantarkan
3. Pengetahuan dan perubahan perilaku, keluarga melaksanakan petunjuk-petunjuk yang berkaitan dengan perawatan lansia dengan keterbatasan aktivitas.

Alasan Pentingnya Penilaian :
1. Menghentikan tindakan/kegiatan yang tidak berguna
2. Untuk menambah ketepatgunaan tindakan keperawatan
3. Sebagai bukti hasil dari tindakan perawatan
4. Untuk pengembangan dan penyempurnaan praktik keperawatan.

Metoda Penilaian
1. Observasi langsung : mengamati secara langsung perubahan yang terjadi dalam keluarga.
2. Wawancara keluarga, yang berkaitan dengan perubahan sikap, apakah telah menjalankan anjuran yang diberikan perawat
3. Memeriksa laporan, dapat dilihat dari rencana asuhan keperawatan keluarga yang dibuat dan tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana
4. Latihan simulasi, berguna dalam menentukan perkembangan kesanggupan melaksanakan asuhan keperawatan.

demikian tentang tahap pelaksanaan keperawatan keluarga dan evaluasi keperawatan keluarga dalam dalam memecahkan masalah kesehatan keluarga
Continue reading >>

Bagaimana Rencana Asuhan Keperawatan keluarga ?

0 comments

Rencana Asuhan Keperawatan keluarga

rencana asuhan keperawatan keluarga
Effendy (1998: 54), mendefinisikan: rencana asuhan keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaksanakan, dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah didefinisikan.

Rencana keperawatan keluarga mencakup tujuan umum dan tujuan khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab (Suprajitno, 2004:49).

Sedangkan  Friedman (1998:65) menyatakan ada beberapa tingkat tujuan. Tingkat pertama meliputi tujuan-tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur, langsung dan spesiflk. Sedangkan tingkat kedua adalah tujuan jangka panjang yang merupakan tingkatan terakhir yang menyatakan maksud-maksud luas yang yang diharapkan oleh perawat maupun keluarga agar dapat tercapai.

Dalam menyusun kriteria evaluasi dan standar evaluasi, disesuaikan dengan sumber daya yang mendasar dalam keluarga pada umumnya yaitu biaya, pengetahuan, dan sikap dari keiuarga, sehingga dapat diangkat tiga respon yaitu respon verbal, kognitif, afektif atau perilaku, dan respon psikomotor untuk mangatasi masalahnya.

Tujuan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah hipertensi dapat dibedakan menjadi dua yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang (Effendy, 1998:57).

Tujuan jangka pendek pada penderita hipertensi antara lain : setelah diberikan informasi kepada keluarga mengenai hipertensi keluarga mampu mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat untuk anggota keluarga yang menderita hipertensi dengan respon verbal keluarga mampu menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, penyebab serta perawatan hipertensi. Respon afektif, keluarga mampu menentukan cara penanganan atau perawatan bagi anggotanya yang menderita hipertensi secara tepat. Sedangkan respon psikomotor, keluarga mampu memberikan perawatan secara tepat dan memodifikasi lingkungan yang sehat dan nyaman bagi penderita hipertensi. Standar evaluasi yang digunakan adalah pengertian, tanda dan gejala, penyebab, perawatan, komplikasi dan pengobatan hipertensi (Effendy, 1998:57-60).

Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai dalam perawatan hipertensi adalah masalah dalam keluarga dapat teratasi atau dikurangi setelah dilakukan tindakan keperawatan. Tahap intervensi diawali dengan menyelesaikan perencanaan perawatan. Seperti pendapat Friedman (1998:67) bahwa:
“....selama pelaksanaan intervensi perawatan, data-data baru secara terus-menerus mengalir masuk. Karena informasi ini (respon pada klien, perubahan situasi dan lain-lain) dikumpulkan, perawat perlu cukup fleksibel dan dapat beradaptasi untuk mengkaji ulang situasi dengan keiuarga dengan membuat modifikasi-modifikasi tanpa rencana terhadap perencanaan.”

Dalam memilih tindakan keperawatan tergantung pada sifat
masalah dan sumber-sumber yang tersedia untuk pemecahan. Intervensi keluarga dengan masalah hipertensi menurut Doengoes (1999) antara lain mengkaji tekanan darah, menganjurkan kepada keluarga menciptakan lingkungan yang nyaman, segar, bebas polusi pertahankan pembatasan aktivitas, seperti istirahat di tempat tidur dan menghindari stres.

Selain itu juga perlu dikaji pemahaman klien tentang hipertensi kemudian mendiskusikan dengan keluarga tentang hipertensi (pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan, pengobatan, serta komplikasi hipertensi). Menganjurkan pada klien agar manghindari makan makanan yang mengandung banyak Natrium (garam/asin). Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku klien dan keluarga, misal kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian, keinginan berpartisipasi dalam rencana pengobatan. Berikan informasi tentang sumber-sumber di masyarakat dan dukungan anggota keluarga (Doengoes, 1999).

itulah teori tentang rencana asuhan keperawatan keluarga menurut beberapa ahli : Effendy,Suprajitno,Friedman serta Doengoes, semoga apa yang kami sampaikan diatas tentang Rencana Asuhan Keperawatan keluarga dapat bermanfaat
Continue reading >>

Seperti ini proses keperawatan keluarga dalam ilmu keperawatan komunitas

0 comments

Proses Keperawatan Keluarga

proses keperawatan keluarga
Menurut Bailon dan Maglaya (1978:2) dalam proses keperawatan keluarga terdapat berbagai bentuk proses keperawatan kesehatan dimana perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit terkecil dan atau satu kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagi tujuannya dan melalui perawatan kesehatan sebagai sarananya.

Sedangkan menurut Effendi (1998:46) Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan melaksanakan intervensi terhadap keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan yang dilaksanakan terhadap keluarga.

Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua tindakan keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah (Yora & Walsh, 1979 dikutip oleh Friedman, 1998:54).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan keluarga dipusatkan pada keluarga dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam status kesehatan keluarga.
Proses keperawatan keluarga terdapat beberapa langkah yang disusun secara sistematis  untuk menggambarkan perkembangan dari tahap ke tahap.

Menurut Friedman (1998: 55) membagi proses keperawatan kedalam lima tahap yang terdiri dari pengkajian terhadap keluarga, identifikasi masalah keluarga dan individu atau diagnosa keperawatan, rencana perawatan, implemntasi rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi perawatan.

Effendi (1998:45) menambahkan, dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga yaitu dengan mengadakan kontrak dengan keluarga, menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga, menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan – kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga dan membina komunikasi dua arah dengan keluarga. 

Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya (Suprajitno, 2004:29). Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004).

Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga, diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998: 56)
a.1. Pengumpulan data
1)    Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan  tipe keluarga.
Pada umumnya penderita hipertensi merupakan penyakit yang dipengaruhi oleh pola hidup terutama pola hidup yang salah, pola hidup yang berhubungan dengan emosi yang negative seperti emosi yang tidak terkendali atau temperamental, ambisius, pekerja kerasyang tidak tenang, takut dan kecemasan yang berlebihan (Indomedia, 2002).

2)    Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
a.    Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh Keluarga. Pada keluarga dengan hipertensi sering dijumpai pola makan yang tidak benar seperti mengkosumsi makanan yang banyak mengandung zat pengawet ,makanan yang asin serta emosi yang negatif
b.    Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan faktor yang penting dalam penggelolaan penyakit hipertensi. Adanya sumber pelayanan kesehatan digunakan untuk upaya pencegahan dan pengobatan dini karena dapat mencegah timbulnya komplikasi (Rokhaeni,2001:115).
c.    Pengobatan tradisional
Keluarga dapat mengobati hipertensi dengan pengobatan tradisional, yaitu minum sari bawang putih yang ditumbuk halus dan diberi air secukupnya di minum pagi dan sore (Hariadi, 2001:26). Hipertensi akan menjadi parah dan menimbulkan komplikasi bila pasien tidak memilih pengobatan tradisional hipertensi yang benar dan tepat justru akan memperparah dan bahkan akan menimbulkan gangguan pada organ lain seperti hati, ginjal dan lambung.

3)    Status Sosial Ekonomi
a.    Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam mengenal hipertensi beserta pengelolaannya. berpengaruh pula terhadap pola pikir  dan kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar.
b.    Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada angota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena hipertensi. Menurut (Effendy,1998) mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada pada keluarga.

4)    Tingkat perkembangandan riwayat keluarga
Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini. termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan cemas stres(friedmen, 1998:125).

5)    Aktiftas
aktifitas fisik yang keras dapat menambah terjadinya peningkatan tekanan darah. Serangan hipertensi dapat timbul sesudah atau waktu melakukan kegiatan fisik, seperti olah raga.

6)    Data Lingkungan
a.    Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai factor penyebab terjadinya hipertansi dan juga ketenangan dalam rumah tangga dapat memperkecil serangan hipertensi.
b.    Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat kesehatan tidak terkecuali pada hipertensi
c.    Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Masalah dalam keluarga dapat menjadi salah satunya faktor pencetus terjadinya hipertensi dimana akan menyebabkan cemas merupakan factor resiko hipertensi

7)    Struktur Keluarga
a.    Pola komunikasi
Menurut (Nursalam, 2001:26) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.
b.    Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan, kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik yang mempengaruhi dalam hipertensi.
c.      Struktur peran
Bila anggota keluarga menerima dan konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga (Friedman, 1998).


8)    Fungsi Keluarga
a.    Fungsi afektif
    Keluarga yang tidak menghargai anggota keluarganya yang menderita hipertensi, maka akan menimbulkan stressor tersendiri bagi penderita. Hal ini akan menimbulkan suatu keadaan yang dapat menambah seringnya terjadi serangan hipertensi karena kurangnya partisipasi keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit (Friedman, 1998).
b.    Fungsi sosialisasi    .
Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga yang menderita hipertensi dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak memberikan kebebasan pada anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan ini mengancam status emosi menjadi labil dan mudah stress.
c.     Fungsi kesehatan
Pengetahuan keluarga tentang penyakit dan penanganannya
a)    Mengenal masalah kesehatan
Ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah kesehatan pada keluarganya, salah satunya adalah disebabkan karena kurang pengetahuan (Effendy, 1998:50). Bila keluarga tidak mampu mengenali masalah hipertensi yang disertai anggota keluarganya, maka hipertensi akan berakibat terjadinya komplikasi.
b)    Mengambil keputusan.
Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat, disebabkan karena tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah tidak begitu menonjol (Eendy, 1998:50).
c)    Merawat anggota keluarga yang sakit
Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit disebabkan karena tidak mengetahui keadaan penyakit, misalnya komplikasi, progrfosis, cara perawatan dan sumber-sumber yang ada dalam keluarga.
d)    Memelihara lingkungan rumah yang sehat
Keluarga diharapkan mengetahui keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan yang sehat, dan menyadarinya sebagai salah satu media perawatan bagi anggota keluarga yang sakit.
Lingkungan rumah yang berdebu dan asap rokok bisa menjadi pemicu serangan hipertensi (Sundaru, 2001). Dengan melihat hal tersebut, keluarga harus mampu memodifikasi lingkungan yang sehat dan nyaman bagi penderita hipertensi.
e)    Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
Pengetahuan keluarga tentang keberadaan dan keuntungan yang didapat dari fasilitas-fasilitas kesehatan, sangat berpengaruh terhadap penderita hipertensi. Fasilitas kesehatan di masyarakat sangat berperan daiam hal ini, juga saat penderita hipertensi memerlukan pengobatan.
9)    Pola istirahat tidur
Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala sedang mengalami masalah yang belum terselesaikan. Pada penderita hipertensi, gangguan istirahat tidur sering diakibatkan oleh sesak nafas dan batuk. Tidak terpenuhinya kebutuhan istirahat tidur beresiko memperburuk keadaan hipertensi.
10)    Pemeriksaan fisik anggota keluarga
Sebagaimana prosedur pengkajian yang komprehensif, pemeriksaan fisik juga dilakukan menyeluruh dari ujung rambut sampai kuku. Setelah ditemukan masalah kesehatan, pemeriksaan fisik lebih difokuskan lagi pada pemeriksaan sistem pernafasan terutama pada penderita hipertensi dikarenakan dengan adanya hipertensi dapat terjadi peningkatan tekanan intra kranial yang dapat menyebabkan kelainan pada syaraf yang mempersyarafi pada pernafasan.
11)    Koping keluarga
Bila ada stressor yang muncul dalam keluarga, sedangkan koping keluarga tidak efektif, maka ini akan menjadi stress anggota keluarga yang berkepanjangan. Salah satu pencegahan agar serangan hipertensi tidak sering muncul adalah dengan mencegah timbulnya stress (Tanjung, 2003).
    
b.     Diagnosa keperawatan
Menurut pendapat Friedman (1998:59) diagnosa keperawatan keluarga merupakan perpanjangan dari diagnosa-diagnosa keperawatan terhadap sistem keluarga dan merupakan hasil dari pengkajian. Diagnosa keperawatan keluarga di dalamnya termasuk masalah-masalah kesehatan yang aktual dan potensial.
Doenges (1999) mendefinisikan diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi kebutuhan pasien serta respon terhadap masalah aktual dan resiko tinggi.

Carpenito (1998:5) mendefinisikan diagnosa keperawatan sebagai berikut :
“Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi potensial dan aktual dari individu atau kelompok dimana perawat dapat secara legal mengidentifikasi dan untuk itu pula perawat dapat menyusun intervensi-intervensi definitif untuk mempertahankan status kesehatan atau untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah”.

Dengan pengertian diatas yang telah disampaikan para ahli, keluarga merupakan satu tipe kelompok dimana diagnosa keperawatan dapat diberlakukan, meskipun demikian, diagnosa keperawatan masih berorientasi pada individu. Diagnosa yang    mungkin muncul dalam keluarga dengan penyakit hipertensi menurut Doenges (2000:152) antara lain nyeri kepala, insomnia, gang perfusi jaringan, penurunan curah jantung, intoleransi aktifitas, nyeri dada dan resti injuri (diplopia).
1)    Prioritas masalah
Menurut Effendy (1998:52) hal-hal yang perlu diperhatikan dala penyusunan prioritas masalah adalah tidak mungkin masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan dalam keluarga diselesaikan sekaligus, perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang dapat mengancam kesehatan seperti masalah penyakit.
Mempertimbangkan respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga yang diberikan, keterlibatan anggota keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi, sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah kesehatan atau keperawatan keluarga serta yang tidak kalah pentingya adalah pengetahuan dan kebudayaan keluarga.
2)    Kriteria prioritas masalah
penyusunann prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, didasarkan pada beberapa kriteria. Menurut Effendy (1998:52-54), kriteria yang menjadi dasar prioritas masalah adalah sifat masalah, kemungkinan masalah dapat diubah, potensial masalah untuk dicegah dan menonjolnya masalah.
Sifat masalah dikelompokkan menjadi ancaman kesehatan, tidak atau kurang sehat, dan krisis.

Dalam menentukan sifat masalah, bobot yang paling besar diberikan pada keadaan sakit atau yang mengancam kehidupan keluarga, yaitu keadaan sakit kemudian baru diberikan kepada hal-hal yang mengancam kesehatan keluarga dan selanjutnya pada situasi krisis dalam keluarga di mana terjadi situasi yang menuntut penyesuaian dalam keluarga (Efiendy, 1998:54).

Sedangkan kemungkinan masalah hipertensi dapat diubah, adalah kemungkinan keberhasilan mengurangi atau mencegah masalah yang berhubungan dengan hipertensi jika dilakukan intervensi. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi masalah hipertensi dapat diubah adalah faktor pengetahuan dan tindakan untuk menangani masalah hipertensi, sumber daya keluarga, di antaranya adalah keuangan, tenaga, sarana dan prasarana.

Selain itu sumber daya perawatan, diantaranya adalah pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan masalah keperawatan serta waktu dan sumber daya masyarakat, dapat dalam bentuk fasilitas, organisasi seperti posyandu, polindes, dan sebagainya juga menjadi faktor yang mempengaruhi kemungkinan masalah hipertensi untuk diubah (Effendy, 1998:54).

Potensial masalah hipertensi untuk dicegah, adalah sifat dan beratnya masalah berhubungan dengan hipertensi yang timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan, misalnya dengan memberikan informasi tentang hipertensi, cara mencegah terjadinya serta menganjurkan penderita hipertensi untuk memeriksakan kesehatannya ke tempat palayanan kesehatan (puskesmas, rumah sakit, dan dokter).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melihat potensi pencegahan masalah hipertensi adalah kepelikan atau kesulitan masalah hipertensi hal ini berkaitan dengan beratnya penyakit atau hipertensi yang dialami oleh keluarga. Kedua perhatikan tindakan yang sudah dan sedang dilaksanakan, yaitu tindakan untuk mencegah dan mengobati masalah hipertensi dalam rangka meningkatkan status kesehatan keluarga (Effendy, 1998:54).

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam melihat potensi pencegahan masalah hipertensi berhubungan dengan jangka waktu terjadinya masalah hipertensi. Keadaan ini erat hubungannya dengan beratnya masalah hipertensi pada keluarga dan potensi masalah untuk dicegah. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah adanya keiompok resiko tinggi dalam keluarga atau kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk mencegah masalah hipertensi (Effendy, 1998:54).

Menonjolnya masalah hipertensi adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah yang berhubungan dengan masalah hipertensi dalam hal berat dan mendesak masalah hipertensi untuk diatasi melalui intervensi keperawatan.

demikian proses keperawatan keluarga dalam ilmu keperawatan komunitas sampai dengan diagnosa keperawatannya, see you next time.....askepdb.blogspot.com
Continue reading >>

Inilah 5 tugas keluarga di bidang Kesehatan

0 comments
Tugas keluarga di bidang Kesehatan
Tugas keluarga di bidang Kesehatan, dikaitkan dengan kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas keluarga di bidang kesehatan yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga   
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis.Ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada keluarga salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan . seperti kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala, perawatan dan pencegahan TBC.

b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,dengan pertimbangkan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan menentukan tindakan.keluarga.Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi.Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat,disebabkan karena keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah serta tidak merasakan menonjolnya masalah.

c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan.Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dikarenakan tidak mengetahui cara perawatan pada penyakitnya.Jika demikian ,anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatanperlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan.

d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
Pemeliharaan lingkungan yang baik akan meningkatkan kesehatan keluarga dan membantu penyembuhan. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan bisa di sebabkan karena terbatasnya sumber-sumber keluarga diantaranya keuangan, kondisi fisik rumah yang tidak memenuhi syarat.

e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga
Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan akan membantu anggota keluarga yang sakit memperoleh pertolongan dan mendapat perawatan segera agar masalah teratasi.

Itulah 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan diantaranya adalah mengenal masalah kesehatan keluarga,memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga,merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehaan, memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas layanan kesehatan dilingkungan sekitarnya bagi keluarga, semoga bermanfaat





Continue reading >>

Teori Fungsi keluarga dalam ilmu keperawatan komunitas

0 comments

Fungsi keluarga

tugas dan fungsi keluarga
Fungsi keluarga dari terbentuknya sebuah keluarga mempunyai berbagai fungsi dalam menunjang kehidupan dalam Keluarganya.
Beberapa ahli mempunyai perbedaan dalam menyebutkan fungsi dalam keluarga.

Fungsi keluarga menurut Friedman
Friedman ( 1998:13 ) mengidentifikasikan lima fungsi dasar keluarga, yaitu:
  • Fungsi afektif. 
  • Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif  berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah; saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menrima, saling mendukung, saling menghargai, dan ikatan antar anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Dari aspek fungsi afektif dapat disimpulkan bahwa fungsi afek merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga timbul karena fungsi afektif yang tidak terpenuhi.
  • Fungsi sosialisasi. 
  • Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui  individu, yang menghasilkan interaksi social dan belajar berperan dalam lingkungan social (Friedman, 1998:13). Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi.
  • Fungsi Reproduksi. 
  • Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga berencana maka fugsi ini sedikit terkontrol.
  • Fungsi Ekonomi. 
  • Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga, seperti kebutuhan akan makan, pakaian, dan tempat untuk berlindung (rumah).
  • Fungsi Perawatan Kesehatan. 
  • Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhai status kesehatan keluarga. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.

Tugas Keluarga

Berdasarkan fungsi perawatan keluarga inilah yang kemudian dikembangkan menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan.
Adapun tugas kesehatan keluarga  (Friedman, 1998)  adalah;
  • mengenal masalah kesehatan, 
  • membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat, 
  • memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit, 
  • mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat dan 
  • mempertahankan hubungan dengan (menggunakan ) fasilitas kesehatan masyarakat.

Fungsi keluarga menurut Effendy

Fungsi keluarga menurut ahli yang lain yaitu Effendy (1998:35), membagi fungsi keluarga menjadi
  • fungsi biologis, 
  • Fungsi biologis keluarga adalah untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga dan memelihara serta merawat anggota keluarga juga merupakan fungsi biologis yang dapat dijalankan keluarga (Effendy, 1998:35).
  • fungsi psikologis, 
  • Fungsi psikologis yang dapat dijalankan keluarga adalah memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian di antara anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga serta memberikan identitas keluarga.
  • fungsi sosialisasi, 
  • Adapun fungsi sosialisasi keluarga yaitu membina sosial pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan yang krusial adalah menaruh nilai-nilai budaya keluarga (Effendy, 1998:35).
  • fungsi ekonom
  • Keluarga juga mempunyai fungsi ekonomi yaitu mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Kebutuhan keluarga tidak hanya sesaat, tetapi terus berlanjut sehingga keluarga perlu dapat mengatur ekonomi keluarga sehingga dapat menunjang kehidupan baik sekarang maupun yang akan datang. Untuk mempersiapkan kebutuhan yang akan datang, keluarga dapat menabung yang berguna untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya (Effendy, 1998:35).
  • fungsi pendidikan. 
  • Memasuki taraf anak sekolah dan dewasa, keluarga mempunyai fungsi pendidikan. Dalam hal ini fungsi keluarga adalah menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki dan berguna untuk mempersiapkan anak dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa. Keluarga juga melaksanaan fungsi pendidikan baik di rumah maupun diluar rumah dengan cara mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya (Effendy, 1998:35).

Dari berbagai fungsi keluarga di atas, Effendy (1998:36) menyebutkan tiga fungsi pokok keluarga terhadap anggotanya yaitu
  • asih, 
  • Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
  • asuh
  • Asuh adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
  • asah.
  • asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya, misalnya dengan menyekolahkan anak-anak (Effendy, 1998:36).
Indonesia dalam fungsi keluarga membagi menjadi delapan (UU No. 10. tahun 1992 jo PP No.21 tahun 1994:14) yaitu: 
  • fungsi keagamaan. Keluarga berfungsi dalam membina, menerjemahkan, memberi contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari, melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar keagamaan dan membina rasa, sikap dan praktik kehidupan keluarga beragama. Hal ini dalam keluarga sebagai fondasi menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
  • Keluarga sebagai fungsi budaya yaitu membina dalam meneruskan norma dan budaya masyarakat dan bangs, membina dalam menyaring budaya asing yang tidak sesuai, membina dalam pemecahan masalah dari pengaruh negatif globalisasi, membina agar berperilaku positif dan membina budaya yang sesuai dengan kebutuhan Indonesia yang selaras, sesuai dan seimbang.
  • Dalam fungsi cinta kasih didalam keluarga, dengan menumbuhkembangkan potensi kasih sayang, membina tingkahlaku, membina praktik kecintaan terhadap kehidupan ukhrowi dan mampu memberi dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup yang ideal.
  • Fungsi perlindungan, dengan memberi rasa aman keluarga baik fisik maupun psikis dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga. 
  • Fungsi reproduksi, membina sebagai wahana reproduksi sehat  dengan memberikan contoh kaidah – kaidah pembentukan keluarga baik yang berkaitan dengan melahirkan, jarak anak, jumlah ideal anak dalam keluarga sebagai modal kondusif keluarga. Fungsi sosialisasi, membina proses sosialisasi dalam meningkatkan kematangan dan kedewasaan anak sehingga dapat bermanfaat positif.
  • Keluarga berfungsi ekonomi, melakukan kegiatan ekonomi, mengelola, mengatur hasil kegiatan ekonomi sebagai modal dalam mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. 
  • Fungsi pelestarian lingkungan, dengan membina kesadaran, sikap, praktik perilaku pelestarian lingkungan.
Dari berbagai literatur diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi keluarga mempunyai bermacam fungsi yang bertujuan dalam mewujudkan keluarga yang penuh dengan sifat asah, asih dan asuh sehingga dapat terpenuhi tujuan dalam pembentukan keluarga yang sejahtera.
Continue reading >>

Ini Peran Keluarga yang perlu kamu tahu

0 comments

Peran Keluarga dalam ilmu keperawatan komunitas

Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Effendy (1998: 34) membagi peranan keluarga dalam tiga peranan yaitu
  • peran ayah, 
  • peran ibu dan 
  • peran anak. 
Peran ayah
Peranan ayah adalah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungan.

Peran Ibu
Peranan ibu adalah sebagai istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, di samping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga, Apabila dalam keluarga sudah mempunyai anak, maka selain ada peranan ayah, peranan ibu, juga ada peranan anak.

Peran anak
Peranan anak adalah melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spriritual.

demikian sekilas tentang peran keluarga yang diantaranya adalah peran sebagai ayah,peran ibu,peran anak dalam keluarga,semoga bermanfaat
Continue reading >>

ini 10 Blog askep asuhan keperawatan dan ilmu keperawatan

0 comments
10 blog yang membahas tentang askep asuhan keperawatan dan ilmu ilmu keperawatan serta kesehatan,
ilmu keperawatan sangat banyak yang mencari di internet, karena keinginan untuk mendalami ilmu keperawatan baik itu mahasiswa keperawatan tentunya untuk tujuan kuliah keperawatan ataupun dari para perawat itu sendiri yang ingin mengembangkan ilmu keperawatan

Melihat banyaknya pencarian tentang materi keperawatan, maka kami merangkum beberapa blog yang menampilkan artikel artikel keperawatan dan diantaranya juga memberikan link download asuhan keperawatan serta materi keperawatan tersebut lainnya

dibawah ini 10 blog yang memuat artikel tentang ilmu keperawatan
1. askepdb.blogspot.com


seperti nama yang tertera blog askepdb.blogspot.com merupakan blog yang berisi materi askep asuhan keperawatan serta ilmu ilmu keperawatan, heheheh ya blog ini blog askepdb.blogspot.com

2.http://keperawatanku.blogspot.co.id/ 

blog  keperawatanku.blogspot.co.id juga berisi materi askep asuhan keperawatan serta berisi juga download materi keperawatan diantaranya ebook Allergic Disease Diagnosis And Treatment, An Atlas Of Surgical Anatomy, E-Book Pengkajian Keperawatan, E-Book Sistem Perkemihan, E-Book Sistem Reproduksi, Mars PPNI,Nurse's Pocket Guide,Video Anatomy Of Urinary System, Video Male Urethral Catheterization,


3 http://perawatemergensi.blogspot.co.id/

walaupun namanya blog perawatemergency tetapi blog ini bukan hanya membahas materi emergency, ada banyak juga yang di bahas dalam blog ini, mungkin yang buat perawat di ruang emergency ya....hehehehehe

4 http://www.blogperawat.com/ 

seperti namanya blogperawat, isinya materi keperawatan, tentang undang undang keperawatan,ada juga materi lain yang ditampilkan di blogperawat ini, ulasan mengenai Praktik Keperawatan Berbeda dengan Praktik Kedokteran juga ada di blogperawat ini

5 http://dokumenkeperawatan.blogspot.co.id/

ada cukup banyak artikel keperawatan yang ditampilkan di blog ini, seperti  Artikel Keperawatan,Artikel Kesehatan,Asuhan Keperawatan,Dokumentasi Keperawatan,serta di sediakan juga Download Asuhan Keperawatan,Download Dokumentasi Keperawatan,Download E-book Kesehatan,Download Laporan Pendahuluan (LP) Askep


6 http://www.perawatpintar.web.id/

blog perawatpintar ini artikelnya cukup menarik, diantaranya bahasan tentang  EKG Dasar dan Dasar Interprestasi EKG,menampilkan juga tentang Resensi Buku: Rujukan Cepat di Ruang ICU/ICCU

7 http://www.blogperawat.net
 
seperti blog blog lain tentang keperawatan, tentunya blog ini menampilkan artikel keperawatan, diantara yang populer dari blog ini adalah artikel Perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil Baik Secara Fisik Maupun Psikologi,Apakah itu Edema Paru?,Pengertian Perawat & Keperawatan,The Main Reasons Why Registered Nurses Leave Their Jobs,Di Masa Depan Perawat Adalah Pekerjaan Paling Menjanjikan Di USA,Nursing Careers - What Is Mental Health Nursing?



8 http://kabarperawat.com/
 
seperti nama domainnya kabarperawat.com menampilkan berita berita tentang perawat,diantaranya memberikan berita tentang Rescue For Emergency And Disaster Of Nurse (Residu) Makassar menggelar Kegiatan Bakti Sosial,BEM Stikes Salewangang Ajak Perempuan Jaga Kesehatan Reproduksi dan berita berita lain


9.http://akperppnisolojateng.blogspot.co.id/

dilihat dari namanya sudah jelas blog ini milik akper ppni solo, blog ini menyajikan artikel keperawatan dan tak lupa juga menyediakan link download materi, diantaranya yang tertera pada area download  :
Permenkes tentang Ijin & Penyelenggaraan Praktik Perawat tahun 2010,Pengkajian Keperawatan,Pengkajian Data Dasar ( DO-DS),Metode Pengumpulan data ( anamnesa-pemerikasaan fisik),Pengkajian dengan Tehnik Observasi - Pengamatan,Tindakan Keperawatan,Prosedur Memandikan pasien di tempat tidur,Prosedur membantu pasien BAB menggunakan Pispot,



10. http://creativeat21.com/

 
kalau dari namanya sepertinya bukan blognya keperawan tetapi isinya tentang keperawatan juga,cukup menarik yang ditampilkan seperti Nursepreneur, Entreprenurse, Eduprenurse, Technoprenurse,dan terdapat pula area Downloads :Kumpulan Askep / Kumpulan Asuhan Keperawatan,Kumpulan Laporan Pendahuluan Keperawatan,Materi Kuliah Keperawatan Anak,Materi Kuliah KMB,Materi Kuliah Keperawatan Maternitas,Materi Kuliah Keperawatan Gawat Darurat

itulah 10 blog keperawatan yang bisa anda kunjungi dengan materi yang cukup menarik untuk disimak seperti kumpulan askep asuhan keperawatan,materi tentang ilmu keperawatan dan disertai dengan area download sehingga anda dapat download materi materi keperawatan tersebut karena dan tentunya banyak artikel keperawatan yang bisa anda simak sebagai tambahan ilmu anda sebagai seorang perawat ataupun mahasiswa keperawatn, semoga bermanfaat
Continue reading >>

Dibuka lowongan kerja perawat kamar operasi,jakarta

1 comments
lowongan kerja perawat rsia rumah sakit bunda medik
Dibuka lowongan kerja perawat, khusus untuk Perawat kamar operasi (OK) 
Lowongan kerja perawat untuk kamar operasi ini dari RSIA rumah sakit bunda medik jakarta, yang beralamat di Jl. Teuku Cik Ditiro No. 21, Menteng-Jakarta Pusat 10350



Lowongan kerja perawat kamar operasi di bunda medik, dengan Kualifikasi :
  • Pria / Wanita 
  • Usia max. 35 Tahun 
  • Latar belakang pendidikan Sarjana Profesi Keperawatan 
  • Pengalaman min. 1 tahun di Kamar Operasi 
  • Berpenampilan Menarik 
bagi anda semua yang tertarik untuk bekerja di rumah sakit bunda medik dengan kualifikasi diatas, anda dapat mengirimkan lamaran via post ke rumah sakit bunda medik tersebut.

sebagai gambaran tentang rumah sakit bunda medik jakarta :Rumah sakit bunda medik merupakan Rumah sakit ibu dan anak yang tahun ini RSIA Bunda Jakarta menapaki usia genap 42 tahun. Bendera RSIA Bunda berkibar sebagai salah satu rumah-sakit ibu dan anak terkemuka di Jakarta Pusat. Bagi institusi yang tadinya tidak diperhitungkan sebagai rumahsakit tersohor, ini tentunya suatu pencapaian yang lebih dari sekedar lumayan. Jika mau disebut kekuatan mungkin kemampuannya menempatkan diri sebagai rumah sakit ibu dan anak, dan ‘ketabahannya’ menghadapi perubahan zaman, dapat disebut sebagai tiang-tiang kokoh menyangga eksistensinya.Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Bunda, Jakarta telah berperan mendukung Bangsa dalam membantu masyarakat memberikan pelayanan kesehatan terbaik dalam 42 tahun terakhir. Telah banyak pasangan yang impiannya terwujud untuk memiliki buah hati. Di sisi lain, perkembangan perusahaan selama tiga setengah dasawarsa ini cukup menggembirakan. Rumah Sakit Bunda yang berawal hanya 16 m², terletak dipojok antara Jalan Sutan Syahrir dan Teuku Cik Ditiro adalah Kompleks, terletak didaerah bergengsi “Menteng” Jakarta Pusat kira-kira satu kilometer ke Timur dari “Bundaran HI / Wisma Nusantara” inti berkembangan daerah gedung-gedung bertingkat di ibu kota Jakarta sejak tahun 1961. Rumah Sakit Bunda berawal dari praktek pribadi Pendiri, Dr. Rizal Sini SpOG dengan ukuran hanya 16 m².

untuk alamat rumah sakit bunda medik adalah di
Jl. Teuku Cik Ditiro No. 21, Menteng-Jakarta Pusat 10350
Telp: 021-3190 5540/021-3192 2005 Fax: 021-3190 5915
Email : bundamedik@bunda.co.id

silahkan anda yang berminat dapat mengirimkan lamaran atau menghubungi pihak rumah sakit bunda medik jakarta
sumber informasi klik disini
semoga info lowongan kerja perawat kamar operasi ini dapat bermanfaat
Continue reading >>

Askep Hirschsprung lengkap

2 comments
Askep Hirschsprung disini mulai dari pengkajian keperawatan pada Hirschsprung disease , masalah keperawatan atau diagnosa keperawatan pada Hirschsprung  atau yang kemungkinan muncul dari penyakit Hirschsprung, perencanaan keperawatan pada askep Hirschsprung dan tindakan keperawatan beserta rasionalisasi tindakan keperawatan pada penyakit Hirschsprung

Pengkajian. keperawatan pada Askep Hirschsprung

1.    Identitas.
penyakit Hirschsprung ini sebagian besar ditemukan pada bayi cukup bulan dan merupakan kelainan tunggal. Jarang pada bayi prematur atau bersamaan dengan kelainan bawaan lain. Pada segmen aganglionosis dari anus sampai sigmoid lebih sering ditemukan pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan.  Sedangkan kelainan yang melebihi sigmoid bahkan seluruh kolon atau usus halus ditemukan sama banyak pada anak laki-laki dan perempuan (Ngastiyah, 1997).
2.    Riwayat Keperawatan.
a.    Keluhan utama.
Obstipasi merupakan tanda utama pada penyakit Hirschsprung dan pada bayi baru lahir. Trias yang sering ditemukan adalah mekonium yang lambat keluar (lebih dari 24 jam setelah lahir), perut kembung dan muntah berwarna hijau. Gejala lain adalah muntah dan diare.
b.    Riwayat penyakit sekarang.
Merupakan kelainan bawaan yaitu obstruksi usus fungsional. Obstruksi total saat lahir dengan muntah, distensi abdomen dan ketiadaan evakuasi mekonium. Bayi sering mengalami konstipasi, muntah dan dehidrasi. Gejala ringan berupa konstipasi selama beberapa minggu atau bulan yang diikuti dengan obstruksi usus akut. Namun ada juga yang konstipasi ringan, enterokolitis dengan diare, distensi abdomen, dan demam. Diare berbau busuk dapat terjadi.
c.    Riwayat penyakit dahulu.
Tidak ada penyakit terdahulu yang mempengaruhi terjadinya penyakit Hirschsprung.
d.    Riwayat kesehatan keluarga.
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit ini diturunkan kepada anaknya.
e.    Riwayat kesehatan lingkungan.
Tidak ada hubungan dengan kesehatan lingkungan.
f.    Imunisasi.
Tidak ada imunisasi untuk bayi atau anak dengan penyakit Hirschsprung.
g.    Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.
h.    Nutrisi.
3.    Pemeriksaan fisik.
a.    Sistem kardiovaskuler.
Tidak ada kelainan.
b.    Sistem pernapasan.
Sesak napas, distres pernapasan.
c.    Sistem pencernaan.
Umumnya obstipasi. Perut kembung/perut tegang, muntah berwarna hijau. Pada anak yang lebih besar terdapat diare kronik. Pada colok anus jari akan merasakan jepitan dan pada waktu ditarik akan diikuti dengan keluarnya udara dan mekonium atau tinja yang menyemprot.
d.    Sistem genitourinarius.
e.    Sistem saraf.
Tidak ada kelainan.
f.    Sistem lokomotor/muskuloskeletal.
Gangguan rasa nyaman.
g.    Sistem endokrin.
Tidak ada kelainan.
h.    Sistem integumen.
Akral hangat.
i.    Sistem pendengaran.
Tidak ada kelainan.

4.    Pemeriksaan diagnostik yang kemungkinan diperlukan pada penyakit Hirschsprung dan hasil.
a.    Foto polos abdomen tegak akan terlihat usus-usus melebar atau terdapat gambaran obstruksi usus rendah.
b.    Pemeriksaan dengan barium enema ditemukan daerah transisi, gambaran kontraksi usus yang tidak teratur di bagian menyempit, enterokolitis pada segmen yang melebar dan terdapat retensi barium setelah 24-48 jam.
c.    Biopsi isap, mencari sel ganglion pada daerah sub mukosa.
d.    Biopsi otot rektum, yaitu pengambilan lapisan otot rektum.
e.    Pemeriksaan aktivitas enzim asetilkolin esterase dimana terdapat peningkatan aktivitas enzim asetilkolin eseterase.

(baca juga askep diare pada anak,klik disini)

Masalah pemenuhan kebutuhan dasar (pohon masalah) dari askep Hirschsprung
pathway Askep Hirschsprung



Diagnosa Keperawatan Hirschsprung

1.    Gangguan eliminasi BAB : obstipasi berhubungan dengan spastis usus dan tidak adanya daya dorong.
2.    Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang inadekuat.
3.    Kekurangan cairan tubuh berhubungan muntah dan diare.
4.    Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya distensi abdomen.
5.    Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan keadaan status kesehatan anak.(baca juga teori tentang keluarga)



Diagnosa Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
Tujuan dan criteria hasil
Intervensi
Rasional
Gangguan eliminasi BAB : obstipasi berhubungan dengan spastis usus dan tidak adanya daya dorong.

Pasien tidak mengalami ganggguan eliminasi dengan kriteria defekasi normal, tidak distensi abdomen.
1.      Monitor cairan yang keluar dari kolostomi
2.      Pantau jumlah cairan kolostomi

3.      Pantau pengaruh diet terhadap pola defekasi

Mengetahui warna dan konsistensi feses dan menentukan rencana selanjutnya
Jumlah cairan yang keluar dapat dipertimbangkan untuk penggantian cairan
Untuk mengetahui diet yang mempengaruhi pola defekasi terganggu.
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang inadekuat.

Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria dapat mentoleransi diet sesuai kebutuhan secara parenteal atau per oral.
1.      Berikan nutrisi parenteral sesuai kebutuhan.
2.      Pantau pemasukan makanan selama perawatan
3.      Pantau atau timbang berat badan.
Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan

Mengetahui keseimbangan nutrisi sesuai kebutuhan 1300-3400 kalori
Untuk mengetahui perubahan berat badan
Kekurangan cairan tubuh berhubungan muntah dan diare.

Kebutuhan cairan tubuh terpenuhi dengan kriteria tidak mengalami dehidrasi, turgor kulit normal.
1.     Monitor tanda-tanda dehidrasi.

2.     Monitor cairan yang masuk dan keluar.
3.     Berikan caiaran sesuai kebutuhan dan yang diprograrmkan

Mengetahui kondisi dan menentukan langkah selanjutnya
Untuk mengetahui keseimbangan cairan tubuh
Mencegah terjadinya dehidrasi

Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya distensi abdomen.

Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria tenang, tidak menangis, tidak mengalami gangguan pola tidur
1.          Kaji terhadap tanda nyeri

2.          Berikan tindakan kenyamanan : menggendong, suara halus, ketenangan
3.          Berikan obat analgesik sesuai program
Mengetahui tingkat nyeri dan menentukan langkah selanjutnya
Upaya dengan distraksi dapat mengurangi rasa nyeri
Mengurangi persepsi terhadap nyeri yamg kerjanya pada sistem saraf pusat


Daftar Pustaka pada Askep Hirschsprung ini
Kuzemko, Jan, 1995, Pemeriksaan Klinis Anak, alih bahasa Petrus Andrianto, cetakan III, EGC, Jakarta.

Lyke, Merchant Evelyn, 1992, Assesing for Nursing Diagnosis ; A Human Needs Approach,J.B. Lippincott Company, London.

Mansjoer, dkk. 2000, Kapita Selekta Kedokteran, ed.3, Media Aesculapius, Jakarta.

Ngastiyah, 1997, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta.

demikian tentang Askep Hirschsprung mulai dari pengkajian keperawatan pada penyakit Hirschsprung , masalah keperawatan atau diagnosa keperawatan pada Hirschsprung disease atau yang kemungkinan muncul dari penyakit Hirschsprung, perencanaan keperawatan pada askep Hirschsprung dan tindakan keperawatan beserta rasionalisasi tindakan keperawatan pada penyakit Hirschsprung sampai daftar pustakanya
Continue reading >>
 
askepdb.blogspot.com © Copyright 2012. All Rights Reserved.
Created by: George Robinson.
Proudly powered by Blogger.
imagem-logoBack to TOP