Follow us: Subscribe via RSS Feed Connect on YouTube Connect on YouTube

Hirschsprung dari pengertian, etiologi,komplikasi,penatalaksanaan medis Penyakit Hirschsprung

0 comments
Tentang Penyakit Hirschsprung dari pengertian, etiologi,komplikasi serta penatalaksanaan medis dari Penyakit Hirschsprung
Penyakit Hirschprung

Pengertian Penyakit Hirschsprung

Penyakit Hirschprung adalah kelainan bawaan penyebab gangguan pasase usus (Ariff Mansjoer, dkk. 2000). Dikenalkan pertama kali oleh Hirschprung tahun 1886. Zuelser dan Wilson , 1948 mengemukakan bahwa pada dinding usus yang menyempit tidak ditemukan ganglion parasimpatis.

Etiologi / penyebab Penyakit Hirschsprung

Penyakit ini disebabkan aganglionosis Meissner dan Aurbach dalam lapisan dinding usus, mulai dari spingter ani internus ke arah proksimal, 70 % terbatas di daerah rektosigmoid, 10 % sampai seluruh kolon dan sekitarnya 5 % dapat mengenai seluruh usus sampai pilorus.

Komplikasi Penyakit Hirschsprung

Enterokolitis nekrotikans, pneumatosis usus, abses perikolon, perforasi dan septikemia.

Penatalaksanaan medis Penyakit Hirschsprung

1.    Konservatif. Pada neonatus dilakukan pemasangan sonde lambung serta pipa rektal untuk mengeluarkan mekonium dan udara.
2.    Tindakan bedah sementara. Kolostomi pada neonatus, terlambat diagnosis, eneterokolitis berat dan keadaan umum buruk.
3.    Tindakan bedah defenitif. Mereseksi bagian usus yang aganglionosis dan membuat anastomosis.

demikian sekilas tentang Penyakit Hirschsprung dari pengertian, etiologi,komplikasi serta penatalaksanaan medis dari Penyakit Hirschsprung
Continue reading >>

Askep sindroma hiperaktivitas,penkajian dan diagnosa keperawatan sindroma hiperaktivitas

0 comments
Askep sindroma hiperaktivitas,bahasan ini merupakan kelanjutan dari bahasan terdahulu yaitu " Sindroma hiperaktivitas,pengertian,penyebab dan penanganan medis". pada askep sindroma hiperaktivitas ini mulai dari pengkajian keperawatan,diagnosa keperawatan pada sindroma hiperaktivitas, perencanaan keperawatan serta Discharge Planning dari penanganan sindroma hiperaktivitas .

Pengkajian keperawatan pada askep sindroma hiperaktivitas

1.    Kaji riwayat keluarga melalui wawancara atau genogram.
Data yang dapat diperoleh apakah anak tersebut lahir premature, berat badan lahir rendah, anoksia, penyulit kehamilan lainnyan atau ada faktor genetik yang diduga sebagai penyebab dari gangguan hiperaktivitas pada anak.
2.    Kaji riwayat perilaku anak.
    Riwayat perkembangan, dimana dulu seorang bayi yang gesit, aktif dan banyak menuntut, yang mempunyai tanggapan – tanggapan yang mendalam dan kuat, dengan disertai kesulitan – kesulitan makan dan tidur, kerap kali pada bulan – bulan pertama kehidupannya, sukar untuk menjadi tenang pada waktu akan tidur serta lambat untuk membentuk irama diurnal. Kolik dilaporkan agak umum terjadi pada mereka.
    Laporan guru tentang permasalahan – permasalahan akademis serta tingkah laku di dalam kelas.

Diagnosa Keperawatan pada askep sindroma hiperaktivitas

  • Kerusakan interaksi sosial
  • Gangguan konsep diri
  • Resiko tinggi penatalaksanaan program terapeutik tidak efektif
  • Resiko tinggi perubahan peran menjadi orang tua
  • Resiko tinggi kekerasan
  • Resiko tinggi mencederai diri sendiri

Perencanaan keperawatan askep sindroma hiperaktivitas

Intervensi keperawatan umumnya diimplementasikan pada pasien rawat jalan dan komunitas.
1.    Bantu orang tua dalam mengimplementasikan program perilaku agar mencakup penguatan yang positif.
    Latih kefokusan anak
Jangan tekan anak, terima keadaannya. Perlakukan anak dengan hangat dan sabar, tapi konsisten dan tegas dalam menerapkan norma dan tugas. Kalau anak tidak bisa diam di satu tempat, coba pegang kedua tangannya dengan lembut, kemudian ajak untuk duduk dan diam. Mintalah agar anak menatap mata anda ketika bicara atau diajak berbicara. Berilah arahan dengan nada lembut.
    Telatenlah
Jika anak telah betah untuk duduklebih lama, bimbinglah anak untuk melatih koordinasi mata dan tangan dengan cara menghubungkan titik – titik yang membentuk angka atau huruf. Selanjutnya anak diberi latihan menggambar bentuk sederhana dan mewarnai. Bisa pula mulai diberikan latihan berhitung dengan berbagai variasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Mulailah dengan penjumlahan atau pengurangan dengan angka-angka di bawah 10. Setelah itu baru diperkenalkan konsep angka 0 dengan benar.
    Bangkitkan kepercayaan diri anak
Gunakan teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguat positif. Misalnya memberikan pujian bila anak makan dengan tertib. Tujuannya untuk meningkatkan rasa percaya diri anak.

    Kenali arah minatnya
Jika anak bergerak terus jangan panik, ikutkan saja dan catat baik-baik, kemana sebenarnya tujuan keaktifan dari anak. Yang paling penting adalah mengenali bakat anak secara dini.
    Minta anak bicara
Anak hiperaktif cenderung susah berkomunikasi dan bersosialisasi. Karena itu Bantu anak dalam bersosialisasi agar ia mempelajari nilai – nilai apa saja yang diterima di kelompoknya.
2.    Sediakan struktur kegiatan harian
Anak hendaknya mempunyai daftar kegiatan harian yang berjalan dengan teratur menurut jadwal yang ditetapkan dan hendaknya segera mengikuti serta melaksanakan kegiatan rutinnya itu, sebagaimana iharkn dari dirinya dan untuk itu anak dihadiahi kata – kata pujian.
Perangsangan yang berlebihan serta kelelahan yang sangat hebat hendaknya dihindarkan. Anak membutuhkan saat santai setelah bermain, terutama setelah ia melakukan kegiatan fisik yang kuat dan keras. Periode sebelum tidur harus merupakan masa tenang, dengan cara menghindarkan acara televisi yang merangsang, permainan yang keras dan jungkir balik.
3.    Beri obat stimulans sesuai instruksi.
a.    Stimulans dapat dihentikan sementara pada akhir pekan dan hari libur. Di mana untuk menentukan apakah kemampuan pengendalian yang dimiliki oleh anak itu sendiri telah mengalami suatu kemajuan.
b.    Stimulans tidak diberikan sesudah pukul 3 atau 4 sore, dimana efek samping stimulans adalah insomnia. Insomnia dapat dicegah dengan tidak lagi memberikan pengobatan perangsang setelah jam 3 sore serta mengatur sedemikian rupa, sehingga periode sebelum tidur itu merupakan saat yang tenang serta tidak merangsang.

Perencanaan Pemulangan (Discharge Planning) dan Perawatan di Rumah

1.    Didik dan bantu orang tua dan anggota keluarganya.
2.    Berkolaborasi dengan guru dan libatkan orang tua. Dorong orang tua untuk menjamin bahwa guru dan perawat sekolah mengetahui tentang nama, dosis dan waktu minum obat.
3.    Pastikan bahwa anak mendapatkan evalusi dan bimbingan akademik yang diperlukan. Memasukkan anak dalam kelas pendidikan khusus sering kali diperlukan.
4.    Pantau kemajuan dan respons anak terhadap pengobatan.
5.    Rujuk ke spesialis perilaku dan orang tua untuk mengembangkan dan mengimplementasikan rencana perilaku.

Hasil yang Diharapkan

1.    Prestasi di sekolah meningkat, dibuktikan oleh nilai dan tugas-tugas yang diselesaikan anak.
2.    Perilaku anak semakin baik menurut penilaian guru dan orang tua.
3.    Anak menunjukkan hubungan yang positif dengan teman sebaya.



DAFTAR PUSTAKA sindroma hiperaktivitas


L. Betz, Cecily, A. Sowden, Linda. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Edisi 3. Alih Bahasa Jan Tambayong. Jakarta, EGC, 2002

Nelson. Ilmu Kesehatan Anak. Bagian 1. Alih Bahasa Hunardja S. Jakarta, Widya Medika, 2002

Nelson, Ilmu Pediatri Perkembangan. Alih Bahasa Moelia Radja Siregar. Jakarta, EGC, 1994

Pilliteri, Adelle, Child Health Nursing Care of The Child and Family. Philadelphia, Lippincott, 1999


demikian tentang askep sindroma hiperaktivitas ini mulai dari pengkajian keperawatan,diagnosa keperawatan pada sindroma hiperaktivitas, perencanaan keperawatan serta Discharge Planning dari penanganan sindroma hiperaktivitas, see you next time askepdb.blogspot.co.id
Continue reading >>

Sindroma hiperaktivitas,pengertian,penyebab dan penanganan medis

0 comments
Mengenal sindroma hiperaktivitas mulai dari pengertian, etiologi atau penyebab, patofisiologi,manifestasi klinik, komplikasi serta penanganan medis dari sindroma hiperativitas

Pengertian Sindroma hiperaktivitas

Sindroma hiperaktivitas merupakan istilah gangguan kekurangan perhatian menandakan gangguan-gangguan sentral yang terdapat pada anak-anak, yang sampai saat ini dicap sebagai menderita hiperaktivitas, hiperkinesis, kerusakan otak minimal atau disfungsi serebral minimal. (Nelson, 1994)

Etiologi / penyebab Sindroma hiperaktivitas

Pandangan-pandangan serta pendapat–pendapat mengenai asal usul, gambaran–gambaran, bahkan mengenai realitas daripada gangguan ini masih berbeda–beda serta dipertentangkan satu sama lainnya. Beberapa orang berkeyakinan bahwa gangguan tersebut mungkin sekali timbul sebagai akibat dari gangguan–gangguan di dalam neurokimia atau neurofisiologi susunan syaraf pusat. Istilah gangguan kekurangan perhatian merujuk kepada apa yang oleh banyak orang diyakini sebagai gangguan yang utamanya. Sindroma tersebut diduga disebabkan oleh faktor genetik, pembuahan ataupun racun, bahaya–bahaya yang diakibatkan terjadinya prematuritas atau immaturitas, maupun rudapaksa, anoksia atau penyulit kelahiran lainnya.
    Telah dilakukan pula pemeriksaan tentang temperamen sebagai kemungkinan merupakan faktor yang  mempermudah timbulnya gangguan tersebut, sebagaimana halnya dengan praktek pendidikan serta perawatan anak dan kesulitan emosional di dalam interaksi orang tua anak yang bersangkutan. Sampai sekarang tidak ada satu atau beberapa faktor penyebab pasti yang tidak dapat diperlihatkan.

Patofisiologi Sindroma hiperaktivitas

Kurang konsentrasi/gangguan hiperaktivitas ditandai dengan gangguan konsentrasi, sifat impulsif, dan hiperaktivitas. Tidak terdapat bukti yang meyakinkan tentang sesuatu mekanisme patofisiologi ataupun gangguan biokimiawi. Anak pria yang hiperaktiv, yang berusia antara 6 – 9 tahun serta yang mempunyai IQ yang sedang, yang telah memberikan tanggapan yang baik terhadap pengobatan–pengobatan stimulan, memperlihatkan derajat perangsangan yang rendah (a low level of arousal) di dalam susunan syaraf pusat mereka, sebelum pengobatan tersebut dilaksanakan, sebagaimana yang berhasil diukur dengan mempergunakan elektroensefalografi, potensial–potensial yang diakibatkan secara auditorik serta sifat penghantaran kulit. Anak pria ini mempunyai skor tinggi untuk kegelisahan, mudahnya perhatian mereka dialihkan, lingkup perhatian mereka yang buruk serta impulsivitas. Dengan 3 minggu pengobatan serta perawatan, maka angka–angka laboratorik menjadi lebih mendekati normal serta penilaian yang diberikan oleh para guru mereka memperlihatkan tingkah laku yang lebih baik.

Manifestasi Klinik dari Sindroma hiperaktivitas

Ukuran objektif tidak memperlihatkan bahwa anak yang terkena gangguan ini memperlihatkan aktifitas fisik yang lebih banyak, jika dibandingkan dengan anak–anak kontrol yang normal, tetapi gerakan–gerakan yang mereka lakukan kelihatan lebih kurang bertujuan serta mereka selalu gelisah dan resah. Mereka mempunyai rentang perhatian yang pendek, mudah dialihkan serta bersifat impulsif dan mereka cenderung untuk bertindak tanpa mempertimbangkan atau merenungkan akibat tindakan tersebut. Mereka mempunyai toleransi yang rendah terhadap perasaan frustasi dan secara emosional mereka adalah orang–orang yang labil serta mudah terangsang. Suasana perasaan hati mereka cenderung untuk bersifat netral atau pertenangan, mereka kerap kali berkelompok, tetapi secara sosial mereka bersikap kaku. Beberapa orang di antara mereka bersikap bermusuhan dan negatif, tetapi ciri ini sering terjadi secara sekunder terhadap permasalahan–permasalahan psikososial yang mereka alami. Beberapa orang lainnya sangat bergantung secara berlebih–lebihan, namun yang lain lagi bersikap begitu bebas dan merdeka, sehingga kelihatan sembrono.
Kesulitan-kesulitan emosional dan tingkah laku lazim ditemukan dan biasanya sekunder terhadap pengaruh sosial  yang negatif dari tingkah laku mereka. Anak-anak ini akan menerima celaan dan hukuman dari orang tua serta guru dan pengasingan sosial oleh orang-orang yang sebaya dengan mereka. Secara kronik mereka mengalami kegagalan di dalam tugas-tugas akademik mereka dan banyak diantara mereka tidak cukup terkoordinasi serta cukup mampu mengendalikan diri sendiri untuk dapat berhasil di dalam bidang olah raga. Mereka mempunyai gambaran mengenai diri mereka sendiri yang buruk serta mempunyai rasa harga diri yang rendah dan kerap kali mengalami depresi. Terdapat angka kejadian tinggi mengenai ketidakmampuan belajar membaca matematika, mengeja serta tulis tangan. Prestasi akademik mereka dapat tertinggal 1 – 2 tahun dan lebih sedikit daripada yang sesunguhnya diharapkan dari kecerdasan mereka yang diukur.

Pemeriksaan Penunjang yang diperlukan pada Sindroma hiperaktivitas

Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang akan menegakkan diagnosis gangguan kekurangan perhatian / sindroma hiperaktivitas . Anak yang mengalami hiperaktivitas dilaporkan memperlihatkan jumlah gelombang-gelombang lambat yang bertambah banyak pada elektorensefalogram mereka, tanpa disertai dengan adanya bukti tentang penyakit neurologik atau epilepsi yang progresif, tetapi penemuan ini mempunyai makna yang tidak pasti. Suatu EEG yang dianalisis oleh komputer akan dapat membantu di dalam melakukan penilaian tentang ketidakmampuan belajar pada anak itu.

Komplikasi Sindroma hiperaktivitas

1.    Diagnosis sekunder- gangguan konduksi, depresi dan penyakit ansietas.
2.    Pencapaian akademik kurang, gagal di sekolah, sulit membaca dan mengerjakan aritmatika (sering kali akibat abnormalitas konsentrasi).
3.    Hubungan dengan teman sebaya buruk (sering kali akibat perilaku agresif dan kata-kata yang diungkapkan).

Penatalaksanaan Medis Sindroma hiperaktivitas

Rencana pengobatan bagi anak dengan gangguan ini terdiri atas penggunaan psikostimulan, modifikasi perilaku, pendidikan orang tua, dan konseling keluarga. Orang tua mungkin mengutarakan kekhawatirannya tentang penggunaan obat. Resiko dan keuntungan dari obat harus dijelaskan pada orang tua, termasuk pencegahan skolastik dan gangguan sosial  yang terus menerus karena pengunaan obat-obat psikostimulan. Rating scale Conners dapat digunakan sebagai dasar pengobatan dan untuk memantau efektifitas dari pengobatan.
Psikostimulan- metilfenidat (Ritalin), amfetamin sulfat (Benzedrine), dan dekstroamfetamin sulfat (Dexedrine)- dapat memperbaiki rentang perhatian dan konsentrasi anak dengan meningkatkan efek paradoksikal pada kebanyakan anak dan sebagian orang dewasa yang menderita gangguan ini.

demikian sekilas tentang sindroma hiperaktivitas mulai dari pengertian, etiologi atau penyebab, patofisiologi,manifestasi klinik, komplikasi serta penanganan medis dari sindroma hiperativitas, semoga bermanfaat

Continue reading >>

Askep hidrocephalus lengkap

0 comments

Askep hidrocephalus lengkap

Askep hidrocephalus lengkap mulai dari pengertian hidrocephalus, penyebab hidrocepalus, jenis hidrocephalus,pathway hidrocephalus,pengkajian,penanganan medis serta askep hidrocepahalus itu sendiri dari diagnosa keperawatan hidrocephalus, intervensi keperawatan,serta tujuan dan rasionalisasi tindakan keperawatan pada pasien hidrocephalus

Pengertian hidrocephalus

    Hidrocephalus adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh produksi yang tidak seimbang dan penyerapan dari cairan cerebrospinal (CSF) di dalam sistem ventricular. Ketika  produksi CSF lebih besar dari penyerapan, cairan cerebrospinal terakumulasi di dalam sistem ventricular.

Penyebab hidrocephalus

Penyebab dari hidrosefalus adalah :
•    Kelainan bawaan (konginetal)
•    Infeksi
•    Neoplasma
•    Perdarahan.

Jenis Hidrosefalus

•    Hidrosefalus Non Komunikan (tipe tak berhubungan ):
    Terjadinya obstruksi pada aliran cairan serebrospinal.
•    Hidrosefalus Komunikan (tipe berhubungan ) :
Kegagalan absorbsi cairan serebro spinal.

pathway hidrocephalus
pathway Askep hidrocephalus lengkap
pathway hidrocephalus


Keterangan:
•    Penyumbatan aliran CCS dalam sistem ventrikel dan tempat absorbsi dalam rongga subaracnoid → dilatasi ruangan CSS di atasnya (foramen Monroe, foramen Luschka dan Magendie, sisterna magna dan sisterna basalis) → Hidrosefalus
•    Pembentukan CSS yang berlebihan dengan kecepatan absorbsi yang normal → Hidrosefalus.

Pengkajian keperawatan pada pasien hidrocephalus

A.    Anamnesa.
1.    Insiden hidrosefalus: 5,8 per 10.000 kelahiran hidup
•    Hidrosefalus dengan spinabifida terdapat kira-kira 3-4 per 1000 kelahiran hidup
•    Type hidrosefalus obstruksi terdapat  99 % kasus pada anak-anak.
2.    Riwayat kesehatan masa lalu:
•    Terutama adanya riwayat luka/trauma kepala atau infeksi serebral
3.    Riwayat kehamilan dan persalinan :
•    Kelahiran yang prematur
•    Neonatal meningitis
•    Perdarahan subaracnoid
•    Infeksi intra uterin
•    Perdarahan perinatal, trauma/cidera persalinan.
B.    Pemeriksaan Fisik
•    Biasanya adanya myelomeningocele, pengukuran lingkar kepala (Occipitifrontal)
•    Pada hidrosefalus didapatkan :
    Tanda-tanda awal:
o    Mata juling
o    Sakit kepala
o    Lekas marah
o    Lesu
o    Menangis jika digendong dan diam bila berbaring
o    Mual dan muntah yang proyektil
o    Melihat kembar
o    Ataksia
o    Perkembangan yang berlangsung lambat
o    Pupil edema
o    Respon pupil terhadap cahaya lambat dan tidak sama
o    Biasanya diikuti: perubahan tingkat kesadaran, opistotonus dan spastik pada ekstremitas bawah
o    Kesulitan dalam pemberian makanan dan menelan
o    Gangguan cardio pulmoner
    Tanda-tanda selanjutnya:
o    Nyeri kepala diikuti dengan muntah-muntah
o    Pupil edema
o    Strabismus
o    Peningkatan tekanan darah
o    Denyut nadi lambat
o    Gangguan respirasi
o    Kejang
o    Letargi
o    Muntah
o    Tanda-tanda ekstrapiramidal/ataksia
o    Lekas marah
o    Lesu
o    Apatis
o    Kebingungan
o    Sering kali inkoheren
o    Kebutaaan

Pemeriksaan Penunjang yang diperlukan

- Skan temografi komputer (CT-Scan) mempertegas adanya dilatasi ventrikel dan membantu dalam mengidentifikasi kemungkinan penyebabnya (neoplasma, kista, malformasi konginetal atau perdarahan intra kranial)

- Pungsi ventrikel  kadang digunakan untuk mengukur tekanan intra kranial, mengambil cairan serebrospinal untuk kultur (aturan ditentukan untuk pengulangan pengaliran).

- EEG: untuk mengetahui kelainan genetik atau metabolik
- Transluminasi: untuk mengetahui adanya kelainan dalam kepala
- MRI (Magnetik Resonance Imaging): memberi informasi mengenai struktur otak tanpa kena radiasi


Penatalaksanaan Medis.

    Pasang pirau untuk mengeluarkan kelebihan CSS dari ventrikel lateral kebagian ekstrakranial (biasanya peritonium untuk bayi dan anak-anak atau atrium pada remaja ) dimana hal tersebut dapat direabsorbsi 


Diagnosa keperawatan pada hidrocephalus, Intervensi dan Rasional.



No
Tujuan & Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional

1.























2.

















3.

Risiko perubahan integritas kulit ke-pala b/d ketidak-mampuan bayi da-lam mengerakan kepala akibat pe-ningkatan ukuran dan berat kepala
















Perubahan fungsi keluarga  b/d situasi krisis (anak dalam catat fisik)














Resiko tinggi terjadi cidera b/d peningkatan tekanan intra kranial




















Tidak terjadi gangguan in-tegritas kulit.
Kriteria:
Kulit utuh, ber-sih dan kering.


















Keluarga mene-rima keadaan anaknya, mam-pu menjelas-kan keadaan penderita.
Kriteria:
-  Keluarga ber-partisipasi da-lam merawat anaknya
-  Secara verbal keluarga da-pat mengerti tentang penya-kit anaknya.


Tidak terjadi pe-ningkatan TIK Kriteria:
Tanda vital da-lam batas nor-mal, pola nafas efektif, reflek cahaya positif, tidak tejadi gangguan kesa-daran, tidak muntah dan ti-dak kejang.

§  Kaji kulit kepala setiap 2 jam dan monitor terhadap area yang terte-kan
§  Ubah posisi tiap 2 jam dapat di-pertimbangkan untuk mengubah poisisi kepala se-tiap jam.
§  Hindari tidak adanya linen pa-da tempat tidur
§  Baringkan kepa-la pada bantal karet busa atau menggunakan tempat tidur air jika mungkin.
§  Berikan nutrisi se-suai kebutuhan.


§  Jelaskan secara rinci tentang kon-disi klien, prose-dur terapi dan prognosanya.
§  Ulangi penjelas-an tersebut  bila perlu dengan contoh bila keluarga belum mengerti
§  Klarifikasi kesa-lahan asumsi  dan misinterpretasi
§  Berikan kesem-patan keluarga untuk bertanya.

§  Observasi ketat tanda-tanda pe-ningkatan TIK
§  Tentukan skala coma


§  Hindari pema-sangan infus di kepala
§  Hindari sedasi


§  Jangan sekali-kali memijat atau memompa shunt untuk memeriksa fungsinya

§  Ajari keluarga mengenai tanda-tanda pening-katan TIK


§ Untuk memantau keadaan integumen kulit secara dini.


§ Untuk meningkat-kan sirkulasi kulit.




§ Linen dapat menye-rap keringat sehing-ga kulit tetap kering
§ Untuk mengurangi tekanan yang me-nyebabkan stres me-kanik.


§ Jaringan mudah nekrosis bila kalori dan protein kurang.

§ Pengetahuan dapat mempersiapkan keluarga dalam merawat penderita.

§ Keluarga dapat menerima seluruh informasi agar tidak menimbulkan salah persepsi

§ Untuk menghindari salah persepsi

§ Keluarga dapat mengemukakan pe-rasaannya

§ Untuk mengetahui secara dini pe-ningkatan TIK
§ Penurunan kesadar-an menandakakan adanya peningkatan TIK
§ Mencegah terjadi infeksi sistemik

§ Tingkat kesadaran merupakan indika-tor peningkatan TIK
§ Dapat mengakibat-kan sumbatan sehing-ga terjadi pening-katan CSS atau obtruksi pada ujung kateter di peritonial.
§ Keluarga dapat ber-patisipasi dalam pe-rawatan klien anak  hidrosefalus.






DAFTAR PUSTAKA

Whaley  and Wong  ( 1995 ), Nursing Care of infants and children, St.Louis : Mosby year Book

Doenges M.E, ( 1999), Rencana Asuhan keperawtan : pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien,  EGC, Jakarta

Lynda Juall Carpenito, ( 2000)  Buku Saku : Diagnosa Keperawatan,  Ed.8, EGC, Jakarta

Soetomenggolo,T.S . Imael .S , ( 1999 ), Neorologi  anak, Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta


Demikian tentang Askep hidrocephalus lengkap mulai dari pengertian hidrocephalus, penyebab hidrocepalus, jenis hidrocephalus,pathway hidrocephalus,pengkajian,penanganan medis serta askep hidrocepahalus itu sendiri dari diagnosa keperawatan hidrocephalus, intervensi keperawatan,serta tujuan dan rasionalisasi tindakan keperawatan pada pasien hidrocephalus, semoga bermanfaat
Continue reading >>
 
askepdb.blogspot.com © Copyright 2012. All Rights Reserved.
Created by: George Robinson.
Proudly powered by Blogger.
imagem-logoBack to TOP